Prof. Nelson Tansu, PhD., nama ini pastinya jarang terdengar ditelinga masyarakat Indonesia. Jangankan rakyat biasa, mahasiswa saja banyak yang tidak mengenal sosok pria kelahiran Medan, Sumatera Utara, tanggal 20 Oktober 1977. Nelson Tansu ialah seorang pakar nanoteknologi dan optoelektronika asli Indonesia. Dia merupakan salah satu professor termuda yang diangkat di universitas papan atas di Amerika Serikat
Nelson Tansu memang sarat prestasi sejak kecil, ia merupakan lulusan terbaik dari SMU Sutomo 1 Medan tahun 1995. Selain itu, pada masa SMA dia juga telah menjadi finalis saat tergabung dengan Tim Olimpiade Fisika Indonesia. Prestasi Nelson Tansu tidak terhenti disitu saja, saat usia 25 tahun, ia telah menjadi tenure-tracked Assistant Professor di Universitas Lehigh (Lehigh University). Dia mampu menyisihkan lebih dari 300 doktor untuk mendapatkan jabatan Assistant Professor tersebut di Universitas Lehigh sejak Juli 2003. Universitas ini bukanlah universitas yang “biasa-biasa” saja, tapi merupakan kategori universitas papan atas di Amerika.
Nelson Tansu melakukan riset di bidang fisika terapan (Applied Physics), terutama dalam bidang semikonduktor, nanoteknologi, dan fotonika. Sejak April 2007 sampai April 2009, beliau dipromosi menjadi Peter C. Rossin (Term Chair) Assistant Professor di Universitas Lehigh. Sejak Mei 2009 (usia 31 tahun) sampai sekarang, Tansu dipromosi menjadi Associate Professor dengan tenure di Universitas Lehigh. Posisi Professor dengan tenure merupakan posisi seumur hidup, dan biasanya hanya diberikan kepada professor yang telah menunjukkan produktivitas yang tinggi dan riset yang berkaliber tinggi.
Keberhasilan Tansu saat ini tidak terlepas dari didikan kedua orangtuanya. Sebab, sejak kecil sang ayah, Iskandar Tansu, memompa semangat untuk meraih prestasi tertinggi. Berkat gemblengan keras sang ayah, sejak kecil Tansu sering memenangi berbagai lomba dan kejuaraan. “Ayah saya seorang pekerja keras. Saya juga terbiasa melakukannya sejak muda hingga menjadi profesor seperti sekarang,” ungkapnya.
Menurut pengakuan Tansu, sebetulnya tidak ada yang spesial dari pendidikan yang diberikan orang tuanya. Dia bermain dan belajar seperti kebanyakan anak-anak lain, kecuali spirit kerja keras. “Bimbingan keluarga, orang tua, guru, dan sekolah itu penting, tapi yang lebih penting adalah usaha kita,” jelasnya.
Dirinya pun sering harus tidur larut malam untuk menyelesaikan tugas. Namun, dia mengaku tidak keberatan, karena menyukai apa yang dilakukannya. ”Yang terpenting, lakukan hal yang paling kamu sukai sehingga kamu pasti berhasil di dalamnya. Tentu saja ditambah dengan usaha yang keras,” katanya.
Sukses Tansu menjadi profesor di Lehigh University bukan kebetulan. Dunia sudah mengakui karya-karya ilmiahnya. Saat ini lebih dari 138 riset dan karya tulis yang telah dipublikasikan. Selain itu, dia menjadi pembicara aktif di berbagai seminar tentang sains dan pendidikan di seluruh dunia.

sumber :
- http://www.jawapos.co.id
- http://id.wikipedia.org/wiki/Nelson_Tansu

0 komentar:

Posting Komentar