Note

Sebab kau bukanlah hujan ...

Kau bukan hujan yang turun untuk meneduhkan tapi saat ia tidak dioptimalkan dalam pemanfaatannya, ia malah dicaci.

Maka bila ada caci, kau harus intropeksi. :karna kau tak se-jernih hujan. Tak se-tulus dirinya yang rela menjatuhkan tubuh, kemudian berbaur hilang padahal menebar manfaat yang tak kasat mata :ia tak perlu puja-puji, tak perlu pengakuan eksistensi. Hanya berbagi atas nama Illahi
Maka muhasabah itu haruslah: apa benar-benar lelah ini Lillah?!
seperti hujan yang 'cukup bagiku Allah...' (?!?!)

Kau bukanlah hujan yang tidak tahu untuk apa ia turun bersamaan kemudian membahagiakan sekeluarga petani yang terbayang bulir-bulir padinya mem-bernas.
  
Kau adalah dirimu yang ber-ikhtiar untuk paham apa itu ukhuwah yang dengannya kau bangun sebuah peradaban. Sebab kau tak bisa berdiri sendiri. Tak bisa menetes sendiri kemudian bermanfaat. Dan kau adalah dirimu yang dengan segala gerak kau harus berbisik ber-iltizam: Bismillah, Lillah.

kau bukanlah hujan yang padahal membawa  anugerah, pembuka jalannya adalah petir dan kilat hingga membuat gigil si anak kecil bermata bola.

Kau bukannya se-bermakna itu hingga harus mereka yang mengerti saja yang mengerti gerakmu. Kau ada didunia ini bukan hanya mengakrabi si paham dan menyamankan diri hanya bersamanya. Kau harus meluruskan si bengkok, menajamkan si tumpul, menerangkan si gulita, meski tak putus-putus ketidaksempurnaanmu terurai lepas. Meski dengan segala jeri upaya tak sampai-sampai  juga rasanya tujuan itu. Allah melihatmu kan? Melihat juangmu, melihat ikhlasmu.. jual beli ini hanya dengan Ia kan?!

Maka segala perbaikan ikhtiar, muhasabah di tiap malam terhadap lisan, usaha keras menangkupkan si izzah agar tetap terjaga kemuliaanya, harus tetap kau lakukan.
Karna kau bukan si hujan: yang tetaplah mulia meski tercipta banjir setelah ia ber-basah-basah menjatuhkan diri. “anugerah tetaplah anugerah. Tak mungkin menjadi bencana. Penyebabnya hanyalah mata keimananmu yang terlalu hipermetropi memandang yang jauh”: kau tak semulia itu hingga orang akan menyalahkan yg lain saat ia berkata buruk tentangmu.
Kau bukanlah hujan, si kumpulan air yang tak bisa menyeragamkan geraknya, meluruskan lisannya. Harus ada kerja nyata, hingga semua orang menangkap kau hanya ingin menebar cahaya meski hanya setangkup kebaikan yang kau punya.

Jadi, sayang...

Bila semakin jeri saja mata-mata kecilmu terpaksa mencerah, mengerjap. Dalam gelap, dalam cerlang, meneteslah air mata itu. Meneteslah dalam pinta kekuatan yang hanya Ia punya bagi kerja mata yang sulit kau sempurnakan..

sumber:
 http://urufadisini.multiply.com/journal/item/233/sebab_kau_bukanlah_hujan





BANGKIT
“Kenapa harus bangkit? Saya tidak jatuh.”

Bangkit tidak selama bagi orang yang baru saja jatuh. Bagi orang yang yang baru saja jatuh, bangkit adalah sebuah keharusan. Lalu bagaimana jika seseorang yang tidak jatuh, apakah harus bangkit juga?
Pertama: banyak orang yang tidak sadar kalau dia sebenarnya sedang jatuh.
kedua: bisa jadi seseorang itu tidak akan jatuh karena dia sudah berada di dasar.
ketiga: siapa pun Anda, jika ingin mengubah hidup ke kehidupan yang lebih tinggi.
Jika Anda salah satu dari ketiga orang ini, maka Anda harus bangkit.

Mimpi Buruk? Anda Harus Bangkit!
Salah satu ciri orang yang harus bangkit ialah orang yang sedang merasakan mimpi buruk dalam hidupnya. Jika kehidupan Anda serasa sebuah mimpi buruk, maka langkah satu-satunya ialah Anda harus bangun dari “tidur panjang” Anda. Anda harus bangkit.
Semua masalah Anda yang menghimpit tidak akan sirna begitu saja hanya dengan dikeluhkan. Tidak akan hilang hanya dengan dipikirkan saja. Yang harus Anda pikirkan ialah solusinya. Inilah langkah awal Anda untuk bangkit. Saat Anda sudah menemukan solusinya, langkah selanjutnya ialah bertindak.
Terlepas apakah solusi itu akan berhasil atau tidak, Anda harus tetap bertindak. Ambil langkah awal sesegera mungkin. Inilah satu-satunya cara untuk bangkit: bertindak. Bukan diam. Bukan menyerah. Bukan menunggu orang lain yang menggelar karpet merah untuk Anda. Bangkitlah! Ambillah tindakan.

Mimpi Di Siang Bolong? Anda Harus Bangkit!
Ciri kedua orang yang harus ialah mereka yang menginginkan sesuatu, tetapi keinginan itu hanya tersimpan di angan-angan. Anda ingin mobil, rumah idaman, atau ibadah haji, tetapi hanya di mulut dan di hati saja. Seolah, semua itu jauh dari Anda. Seolah itu semua hanya milik orang lain. Jika Anda memiliki pikiran seperti ini, artinya Anda harus bangkit. Jangan diam saja.
Mulailah dengan belajar atau bertanya. Sudah banyak orang yang kondisi tidak beruntung tetapi bisa mendapatkan rumah idaman, mobil, dan ibadah haji. Mungkin mereka beruntung, tetapi itu jangan sampai menghentikan Anda untuk berusaha. Jangan sampai Anda juga mengandalkan keberuntungan datang kepada Anda. Dari pada hidup hanya diisi dengan menunggu keberuntungan, akan lebih baik jika Andabangkit menjemput keberuntungan.

Tidak Ada Perubahan? Bangkitlah!
Dan yang ketiga, jika Anda sudah lama menjalani hidup tanpa perubahan berarti, artinya ada yang salah dalam hidup Anda. Artinya: Anda harus bangkit.
Mulailah dengan mengembangkan horizon Anda. Tinggalkan cara berpikir di dalam kotak. Berpikirlah sesuatu yang baru, yang akan membawa peningkatan pada hidup Anda. Kemudian, perubahan hanya akan terjadi jika Anda bergerak.
Jika salah satu kasus diatas terjadi pada diri Anda.

Maka satu kata ini penting bagi Anda: bangkit!




Antara Kekayaan, Kesuksesan & Cinta
Suatu ketika di siang hari, saat seorang wanita muslimah yang kembali pulang ke rumah, dia melihat 3 orang pria berjanggut. Mereka duduk-duduk di halaman depan  rumah. Sedangkan di wajah mereka tergambar rasa letih dan lapar.

“Permisi, aku tidak mengenal kalian, tapi aku yakin kalian semua pasti sedang lapar. Mari masuk ke dalam, Alhamdulillah aku punya sesuatu sekedar untuk menganjal perut.” Sapa wanita itu kepada mereka.

“Apakah suamimu sudah pulang?” Salah satu pria berjanggut itu malah balik bertanya. “Belum, dia sedang keluar.” Jawab wanita itu.

“Oh kalau begitu, kami tak ingin masuk. Kami akan menunggu sampai suami mu kembali.” Sahut pria itu lagi.

Senja pun tiba. Si suami  sudah tiba di rumah dan mereka sekeluarga berkumpul. Lalu, si isteri menceritakan semua kejadian tadi. Sang suami, awalnya tertegun, lalu dia berkata pada istrinya.

“Sampaikan pada mereka, aku telah kembali, dan mereka semua boleh masuk untuk menikmati makan malam ini.”
Wanita itu kemudian keluar dan mengundang mereka semua untuk masuk ke dalam.

“Terima kasih, tapi maaf, kami semua tak biasa masuk bersama-sama”, kata pria itu hampir bersamaan.
”Lho, kenapa?” tanya wanita itu karena merasa heran.

Salah seorang pria itu berkata, “Nama dia Kekayaan,”katanya sambil menunjuk seorang pria berjanggut di sebelahnya, dan “sedangkan yang ini bernama Kesuksesan, sambil memegang bahu pria berjanggut lainnya. Sedangkan aku sendiri bernama Cinta.

Sekarang, coba tanya kepada suamimu, siapa diantara kami yang boleh masuk ke rumahmu. Wanita itu kembali masuk kedalam, dan memberitahu pesan pria di luar.
Suaminya pun merasa heran.

“Wah… menyenangkan sekali. Baiklah, kalau begitu, coba kamu ajak si Kesuksesan masuk ke dalam. Aku ingin hidup dengan penuh kesuksesan. Dia bisa membantu keberhasilan panen gandum kita.” Kata suami.  Namun, Istrinya tak setuju dengan pilihan itu.

Ia bertanya, “sayangku, kenapa kita tak mengundang si Kekayaan saja? Sebab sepertinya rumah kita perlu di isi dengan harta dan kemewahan.“ selasang isteri.

Ternyata, anak mereka mendengarkan percakapan itu. Dia pun ikut mengusulkan siapa yang akan masuk ke dalam rumah.

“Bukankah lebih baik jika kita mengajak si Cinta yang masuk ke dalam? Rumah kita ini akan nyaman dan penuh dengan kehangatan Cinta.”
Suami-istri itu setuju dengan pilihan buah hati mereka.

“Baiklah, ajak masuk si Cinta ini ke dalam. Dan malam ini, Si Cinta menjadi teman santap malam kita.” Seru sang suami kemudian.

Wanita itu kembali ke luar, dan bertanya kepada 3 pria itu. “Siapa di antara kalian yang bernama Cinta? Ayo, silahkan masuk, anda menjadi tamu kami malam ini.

Si Cinta bangkit, dan berjalan menuju beranda rumah. Ohho..ternyata, kedua pria berjanggut lainnya pun ikut serta. Karena merasa ganjil, wanita itu bertanya kepada si Kekayaan dan si Kesuksesan.

“Aku hanya mengundang si Cinta yang masuk ke dalam, tapi kenapa kamu ikut juga?” Kedua pria yang ditanya itu menjawab bersamaan.

“Kalau Anda mengundang si Kekayaan, atau si Kesuksesan, maka yang lainnya akan tinggal di luar.”
Namun, karena Anda mengundang si Cinta, maka, kemana pun Cinta pergi, kami akan ikut selalu bersamanya. Sebab, ketahuilah, sebenarnya kami buta. Dan hanya si Cinta yang bisa melihat. Maka, kami butuh bimbingannya saat berjalan.

Cinta  Adalah Fitrah
Cerita ilustratif ini saya kembali sajikan di majlis ini, tidak lain karena kita sering salah kaprah memaknai tujuan hidup. Cerita tadi menampilkan di mana ada Cinta, maka Kekayaan dan Kesuksesan juga akan ikut serta. Hanya dia yang bisa menunjukkan kita pada jalan kebaikan, kepada jalan yang lurus.
Sayangnya, kalangan muda saat ini sering salah memaknai cinta. Ia banyak ditafsirkan dengan asmara pria-wanita saja. Penggunakan kata “jatuh” (fall in) dalam cinta tidak dapat dipungkiri telah turut serta mencetak pola perilaku yang “jatuh”, “rendah” atau “hina”pula.  Kebohongan, kesombongan, dan keserakahan lalu menjadi hiasan. Bahkan, ada praktik “kumpul kebo” demi alasan cinta (na’udzu billah).

Karena cinta dimaknai jatuh, maka mereka yang sudah mencintai, seakan tak berdaya. Yang pandai berperilaku bodoh, yang kuat berperilaku lemah. Benarkah cinta itu demikian? Kita tentu harus menjawab, “TIDAK!”
Karena cinta, harusnya manusia itu malah bangkit. Yang lemah lalu menjadi kuat. Yang bodoh lalu menjadi pintar. Bukan malah sebaliknya. Jika kalian merasakan sebaliknya, maka berhati-hatilah. Karena itu bisa jadi adalah jeratan nafsu. Sebab, nafsu itu selalu menjerumuskan manusia pada kelemahan, kebodohan dan kehinaan.

Firman Allah dalam surat Yusuf : 53:
53. dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena Sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang.
Ayat di atas, begitu tegas menyebut kalau nafsu selalu menjerumuskan manusia pada kejahatan. Kecuali nafsu yang dirahmati oleh Allah swt.  Di antaranya seperti nafsu makan dan minum, dsb.

Cinta yang diterjemahkan sebagai pemuasan nafsu semata justru mengingkari makna cinta itu sendiri. Karena cinta itu adalah rahmat Allah swt sebagai fitrah. Jadi, jika merasakan cinta, seketika harus kembali kepada fitrah. Lalu apa sebenarnya yang dimaksud dengan fitrah di sini? Coba perhatikan firman Allah swt QS. Arrum: 30 berikut ini.
30. Maka hadapkanlah wajahmu dengan Lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.
Fitrah Allah di sini maksudnya ciptaan Allah. Manusia diciptakan Allah bersamaan dengan anugrah naluri beragama Yaitu agama tauhid. Dengan kata lain,  kalau ada manusia tidak beragama tauhid, atau bahkan berperilaku bagai orang tak beragama, maka hal itu di luar kewajaran. Karena itu, di samping dimaknai sebagai penciptaan, fitrah juga dimaknai dengan aturan Allah atau agama-Nya.

Maka, pastaslah Syekh al-Zarnuji memberikan tips sukses menutut ilmu, yaitu harus niat mencari ridha Allah swt agar manusia tidak keluar dari fitrah. Demi fitrah ini pula,  murid hendaknya mencintai ilmu, hormat kepada guru, keluarganya, sesama penuntut ilmu lainnya, sayang kepada kitab dan menjaganya dengan baik, bersungguh-sungguh dalam belajar dengan memanfaatkan waktu yang ada, ajeg dan ulet dalam menuntut ilmu serta mempunyai cita-cita tinggi dalam mengejar ilmu pengetahuan (Kitab Ta’lim Muta’allim, 25-26)

Bagaimana kita bisa merasakan cinta itu sebagai fitrah? Caranya, jalanilah cinta itu demi Allah swt. Artinya, bila kalian merasakan cinta maka syukuri cinta itu, rawatlah baik-baik, dan ungkapkanlah dalam niat, perilaku dan sikap sesuai dengan apa yang telah digariskan Allah. Jika mencinta sesuai karena Allah, maka yang akan membimbing kalian adalah Allah swt sendiri.

Sebagai contoh, jika kalian menintai orang tua kalian, maka hormati, berbakti dan berdoalah untuk orang kalian, Karena semua hal itu adalah ketentuan Allah. Jika kalian mencintai teman kalian, maka hormatilah yang besar dan sayangilah yang lebih kecil, karena itu juga ketentuan Allah. Jika kalian mencinta ilmu, maka pelajarilah ilmu itu dengan penuh kesabaran dan hindari kesombongan agar ilmu yang diperoleh manfaat. Jika kalian mencintai lawan jenis, maka tundukkanlah pandangan, janganlah berkhalwat dan  berperilaku mendekati zina sampai kalian tiba pada saatnya menjadi halal setelah akad nikah dilakukan. Demikian seterusnya.

Karena itu, mari kita jaga diri kita dengan cinta yang fitri itu, yaitu cinta demi Allah. Menjalankan apa yang diperintahkan-Nya dengan penuh suka cita dan penuh harap, serta menjauhi apa yang dilarang-Nya dengan penuh kerelaan.

Cinta yang seperti inilah yang akan menuntun kalian pada kehidupan yang mulia, karena kesuksesan atau kekayaan akan menyertai. Namun, jika kalian hidup hanya niat demi mengejar kesuksesan dan kekayaan semata, maka kehidupan penuh cinta yang damai dan harmonis karena di bawah lindungan Allah tidak akan menyertai kalian. Banyak orang sukses, tetapi dia juga banyak musuh. Banyak orang kaya, tetapi mereka tak mampu menikmati kekayaannya.
Sekarang, kalian pilih yang mana?




Sudah lupakah engkau ?
Keheningan suana subuh mengingatkan kembali
Kala hati ini mulai goyah
Bertanyalah hati pada diriku
"Hai manusia, sudah lupakah engkau pada nikmat Robbmu?"
"Hai manusia, sudah lupakah engkau akan nafas yang ditiupkan Robbmu?"
Kemudian jiwa pun turut bertanya.
" Hei..manusia..Apakah kau telah lupa dengan segala anugerah yang diberikan Tuhanmu??
Lihatlah dirimu!!
sepanjang hari dipenuhi kelalaian..
Malas selalu dijadikan sebagai kebiasaan...
Lupa menjadi sifatmu yang selalu beralasan..
Sungguh engkau telah terlena dengan dunia yang fana
Apakah itu yang berada didalam benakmu??
Sedangkan kau melupakan Robb yang telah menciptakanmu??
Kau lupa dengan ibadah yang selalu mendekatkanmu pada Robbmu.
Betapa angkuhnya dirimu sebagai manusia..
Betapa rendahnya dirimu sebagai budak nafsu dunia.
Yang hanya mengejar segala ketidakpastian dan ketidakabadian
Hei..manusia.. Apakah kau masih tetap menutup telingamu dengan ajakan kebaikan?
Yang selalu kau anggap  kebaikan itu ibarat petir  menggelegar dan akan merusak gendang telingamu..
Hei..manusia..Apakah kau masih tetap menutup kedua matamu dengan hal yang bermanfaat??
Seolah-olah kau menganggapnya  itu menjadi suatu peluru yang setiap waktu menembak bola matamu
Alangkah rugi dan celakanya sikapmu bilamana kau biarkan keburukan itu terus-menerus
mengeraskan hatimu
Hai manusia cepatlah kau mengingat kembali kesalahanmu
Memohon ampunlah kepada Robbmu
Sebelum ajal itu memanggilmu.
"Ya..Robb, Ampunilah segala khilaf dan kealpaanku,berikanlah selalu keistiqomahan dan jadikanlah diri ini selalu berada di jalan-Mu.."

Yang paling dekat adalah Kematian
Yang paling jauh adalah masa lalu
Yang paling tajam adalah lisan ( perkataan)

(05.10-10 November 2010)


Bismillah..Semangat!!




Do'a Luar Biasa
 " Ya Allah,dengan pengetahuan-Mu terhadap yang ghaib dan dengan kuasa-Mu atas makhluk,hidupkanlah aku selama engkau ketahui bahwa kehidupan itu lebih baik bagiku dan matikanlah aku jika kematian itu lebih baik bagiku.

aku memohon kepada-Mu agar aku selalu takut kepada-Mu,baik di kala sepi maupun ramai.

aku memohon kepada-Mu perkataan yang benar pada waktu marah dan tenang.

aku memohon kepada-Mu kesederhanaan di saat faqir(miskin) dan kaya.

aku memohon kepada-Mu nikmat yang tiada lenyap.

aku memohon kepada-Mu penyejuk mata yang tidak akan terputus.

aku memohon kepada-Mu sikap rela menerima qadha sesudah terjadi.

aku memohon kepada-Mu kehidupan yang damai sesudah mati.

aku memohon kepada-Mu kelezatan memandang wajah-Mu.

aku memohon kepada-Mu kerinduan untuk dapat berjumpa dengan-Mu tidak dalam keadaan susah yang membahayakan dan bukan dalam keadaan sedang mendapat ujian yang menyesatkan.

Ya Allah,hiasilah kami dengan hiasan iman dan jadikanlah kami orang-orang yang mendapat hidayah. "

(HR An-Nasa'i,Imam Ahmad,dan terdapat dlm kitab Shahih Ibnu Hibban)

dikutip dari buku "Membersihkan Hati dari Gangguan Setan",Ibnul Qayyim Al-Jauziah,Gema Insani Press