Poetry
_nNajmiEe_ TENTANG KITA
Dulu,,,
Dengan segala kepolosan,,,
kita cerita tentang indahnya hari…
Kita enggak peduli dengan yang lain…
Kita tertawa, kita bernyanyi sesuka hati…
Karena kita adalah kita,,
Tetap satu walau banyak perbedaan diantara kita..
Sekarang,,,
Kita tetap seperti dulu..
Walau sekarang…
Segala sesuatu menuntut untuk lebih dewasa…
Karena kita adalah kita…
Perubahan zaman, usia, maupun sikap..
Bukanlah penghambat untuk kita seperti dulu..
Karena kita adalah kita…
Yang selalu mengerti pentingnya arti kita utntuk kita…
created: nnl-cbm
Disinilah Aku Hidup
KITA KATAMU
Kita, Katamu
Bagai dua ilalang liar
yang tumbuh di hamparan rumput halus
dimana embun enggan beranjak
dari selusur daunnya
walau terik mentari hangat menyengat
Kita, Katamu
Adalah bau tanah basah seusai hujan pagi
yang meruap perlahan mendekati jendela terbuka
pada bilik sepasang pengantin baru
yang lantas menghirup wanginya bersama
sembari tersenyum simpul
mengingat syahdu malam pertama
dengan rasa bahagia memenuhi dada
Kita, Katamu
seperti dua angsa putih berenang riang
di danau tenang
dengan sayap berkepak-kepak riuh
yang membuat air beriak
dan ikan-ikan didalamnya,
mendelik cemburu
atau mungkin mendesah patah hati
Kita, Katamu
ibarat kerlip lampu mercusuar
yang menerangi langit malam bertabur bintang
dan pasir putih di bibir pantai
yang dicium malu-malu pada tepiannya
oleh debur lembut ombak laut
Kita, katamu
seumpama serpih-serpih kenangan
yang mengapung rapuh di udara
menari bersama desir angin beranda
yang menerbangkannya jauh
hingga angan pun tak mampu menggapai
Kita, Katamu
serupa geliat cemas dan rindu
yang disimpan diam-diam
di jagad hati
lalu berharap
jarak itu bisa kita lipat
dengan cinta sebagai pengikat
Kita, katamu..
Adalah senyap yang menetap
pada setiap sajak pilu
yang kita tulis
dengan luka
tanpa airmata..
Disinilah Aku Hidup
saat aku membenamkan diri dimana
aku menapakkan kaki-kaki kecil yang terseret-seret ini
saat aku menentukan hari ketika aku
berdiri bersama dengan sang jagal
aku menapakkan kaki-kaki kecil yang terseret-seret ini
saat aku menentukan hari ketika aku
berdiri bersama dengan sang jagal
aku pasrah dengan semua
karena aku lebih tahu dengan apa yang dia beri padaku
karena aku lebih tahu dengan apa yang dia beri padaku
karena aku tahu
apa yang dia berikan padaku
adalah apa yang aku ketahui tentang siapa dia…
apa yang dia berikan padaku
adalah apa yang aku ketahui tentang siapa dia…
coba kita lihat dengan apa kita melihat?
coba kita perhatikan dengan apa kita berfikir?
dan coba fahami dengan apa kita selalu ada?
coba kita perhatikan dengan apa kita berfikir?
dan coba fahami dengan apa kita selalu ada?
tiada lain karena sang jagal belum datang
walau ia selalu bersama kita…
walau ia selalu bersama kita…
Masih Lagi Ibu ~ Khadijah Hashim
Pada kala aku mengenang ibu
masih terasa eratnya pelukanmu
panas air mata membasahi pipi
tempatmu masih terpahat di hati
pasir berpindah pantai masih di situ
waktu berubah kasihku masih padamu.
Kesudahan hidup kematian yang pasti
pemergian yang kutangisi hingga kini
kasih sayangmu menggegar jiwa
ada tugas belum selesai
ada hajat belum tertunai
ada budi belum dibalas
bagai hutang yang belum dilunasi
terlalu banyak yang kuterima
terlalu sedikit yang sempat kuberi
kesalku kemewahan ini tak dapat dibagi.
masih terasa eratnya pelukanmu
panas air mata membasahi pipi
tempatmu masih terpahat di hati
pasir berpindah pantai masih di situ
waktu berubah kasihku masih padamu.
Kesudahan hidup kematian yang pasti
pemergian yang kutangisi hingga kini
kasih sayangmu menggegar jiwa
ada tugas belum selesai
ada hajat belum tertunai
ada budi belum dibalas
bagai hutang yang belum dilunasi
terlalu banyak yang kuterima
terlalu sedikit yang sempat kuberi
kesalku kemewahan ini tak dapat dibagi.
Nostalgia bersamamu kubiarkan segar
suka duka ingin kulalui bersama
kau cemas membalut lukaku di lutut
terseliuh kaki kau yang mengurut
rajukku sekejap pandai kaumemujuk
kasihmu menemaniku pada saatku dicabar
memilih antara antah dan beras
antara berlian dan kaca
zamrud mutiara di telapak tangan
masih ibu permata hatiku.
suka duka ingin kulalui bersama
kau cemas membalut lukaku di lutut
terseliuh kaki kau yang mengurut
rajukku sekejap pandai kaumemujuk
kasihmu menemaniku pada saatku dicabar
memilih antara antah dan beras
antara berlian dan kaca
zamrud mutiara di telapak tangan
masih ibu permata hatiku.